UN 2011 Digelar dengan Formula Baru

Liputan6.com, Jakarta: Pelaksanaan ujian nasional beberapa tahun terakhir terus mengundang pro dan kontra. Formula UN selama ini dianggap tidak adil untuk siswa karena kelulusan siswa hanya dinilai dari aspek akademis, padahal banyak siswa yang mempunyai potensi dan bakat beragam. Akibatnya, siswa yang lemah dibidang akademis tapi memiliki keunggulan di bidang lain terhambat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya karena gagal dalam UN.

Namun, dalam rapat antara pemerintah yang diwakili Menteri Pendidikan Nasional dengan Komisi X DPR, Senin (13/12), disepakati bahwa UN tetap akan dilaksanakan. Hanya saja, Komisi X merekomendasikan kepada pemerintah untuk menyempurnakan peraturan yang berkaitan dengan formula kelulusan siswa.(ADO)

Kenalan lewat Facebook, dihabisi di dapur

PENEMUAN jenazah Eka Septiyana, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Yogyakarta di dapur rumah Nikolas Budikas Iksan di Dusun Sontonayan, Desa Kapencar, Kertek, Wonosobo (Wawasan 8/12) kini men­jadi perbincangan hangat warga setempat. Salah seorang teman dari Veli Se­tiawan (anak Nikolas) yang tidak mau disebut namanya menyatakan, kemungkinan perkenalan antara Veli dan Eka bermula dari situs jejaring sosial Facebook. ”Saya tidak bisa me­mastikan kapan mereka kenalan di Facebook, tapi pernah beberapa kali Veli cerita kalau dia punya banyak teman mahasiswi di Facebook,” kata sumber tadi.

Putra Nikolas, Veli Setiawan, kini menjadi buronan polisi dan diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan Eka Septiyana warga Dusun Kemukus Timur, Kaliwiro, Wonosobo. Sementara itu Kapolsek Ker­tek AKP Tri Gumono mengemu­kakan, modus pelaku menghabisi nya­wa korban diduga berawal dari perkenalan mereka di Facebook. ”Kata tetangganya ke­nalan lewat Facebook empat bulan lalu.

Kemudian jadi teman akrab dan diajak main ke rumahnya,” kata Gumono menirukan keterangan warga setempat. Menurut dia, dua pekan lalu ayah korban melapor ke Polsek Kaliwiro dan mengaku anaknya hilang. Ia meninggalkan dua lembar foto. ”Setelah dikroscek ada kemiripan dengan korban,” jelasnya sambil menunjukkan foto Eka Septiyana. Menurutnya, saat terjadinya pembunuhan diduga pelaku bertengkar dengan korban.

Sehingga tega menghabisi nyawa kekasihnya itu. ”Kata tetangganya, pelaku juga sering gonta-ganti teman cewek. Dia menghilang sebulan lalu. Mungkin setelah mengubur mayat korban dengan semen dan pasir,” ucapnya. Lebih jauh Tri Gumono mengemukakan, orang tua Veli Setiawan yakni Nikolas Budikas saat ini menjadi tahanan Polres Banjarnegara lantaran terjerat kasus penipuan.

Hingga berita ini diturunkan jajaran Polres Wonosobo masih terus memburu pelaku. Sejumlah saksi yakni istri Nikolas Budikas dan adik Veli Setiawan, Adi Kurniawan, sedang dimintai keterangan guna penyidikan lebih lanjut. Kondisi rumah Nikolas di Dusun Sontonayan yang lokasinya di lereng Gunung Sindoro dan berjarak ratusan meter dari Jalan Raya Reco Kertek Wonosobo, ramai didatangi warga. Polisi memasang pita kuning di rumah tersebut. Beberapa orang mengambil gambar rumah itu dengan kamera ponsel.

Hingga berita ini diturunkan, polisi masih merahasiakan keterangan dari orang tua korban. Menurut sumber kepolisian, karena pelaku pembunuhan masih buron, identitas dan keterangan orang tua korban pun perlu dirahasiakan demi penyelidikan kasus ini. Akan tetapi dari keterangan orang tua korban yang bernama Broto, keluarga mengaku tidak mengenal sosok Veli teman Eka di Facebook yang kini menghilang bak ditelan bumi. heri setyadi-pu

Rakyat Yogya marah

YOGYAKARTA - Puncak kemarahan rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diekspresikan dengan menggelar sidang rakyat di Alun-alun Utara yang diteruskan dengan long march ke Gedung DPRD DIY untuk mengikuti sidang paripurna yang terbuka untuk umum, Senin (13/12) pagi tadi.

Bukan itu saja, kemarahan terhadap pemerintah pusat juga ditunjukkan war­ga DIY dengan mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang. Walikota Yogyakarta Herry Zudianto memelopori pengibaran bendera setengah tiang di kediamannya, kemarin, sebagai bentuk protes atas sikap pemerintah pusat yang dinilai sewenang-wenang dan berlarutnya pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) Yogyakarta.

Sementara itu, untuk menunjukkan ke­seriusan dalam mendukung keistimewaan DIY dengan penetapan Sultan dan Pakualam sebagai gubernur dan wa­gub, pimpinan DPRD DIY menggelar rapat paripurna, Senin (13/12) siang ini, secara terbuka.

Artinya, rapat untuk membahas keistimewaan sekaligus dukungan terhadap penetapan kepala daerah itu bisa diikuti warga masyarakat. Bahkan untuk mengundang du­kungan agar masyarakat bisa menyaksikan langsung keseriusan para anggota dewan, undangan secara terbuka me­lalui media massa pun telah dirilis sejak tiga hari lalu.

”Kami memang mengundang rakyat Yog­ya untuk mengikuti rapat paripurna ter­buka DPRD yang kami gelar siang ini. Silakan masyarakat mengikuti dan mencermati keseriusan kami dalam mendukung keistimewaan Jogja,” ujar Ke­tua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana.

Fraksi Demokrat gamang

Dari seluruh fraksi yang ada, sejak awal mereka telah mendukung keistimewaan termasuk penetapan guna menentukan penjabat gubernur dan wakil gubernur DIY. Kecuali fraksi Partai Demokrat yang belum juga memutuskan secara tegas mendukung penetapan atau pemilihan dalam menentukan kepala daerah di DIY itu.

”Bagi kami, keistimewaan DIY menjadi harga mati. Tapi, untuk persoalan yang lain-lain, seperti penentuan kepala daerah, masih harus dibicarakan secara lebih mendetail. Yang jelas, hingga saat ini fraksi kami pun masih tetap mendukung Sultan Hamengku Buwono X sebagai gubernur,” ungkap Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPRD DIY, Putut Wiryawan.

Dari pembicaraan informal, sebagian anggota fraksi Partai Demokrat memang menyatakan kegamangannya menyikapi keistimewaan termasuk di dalamnya penetapan Sri Sultan dan Paku Alam sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY. Hati kecil menginginkan penetapan, namun garis kebijakan partai menghendaki pemilihan.

Karena itu, wajar jika kemudian sebagian anggota merasa serba salah. Apalagi beberapa waktu lalu adik Sri Sultan HB X, Gusti Bendoro Pa­ngeran Haryo (GBPH) Prabukusumo telah menyatakan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Ketua Partai Demokrat DIY sekaligus sebagai anggota Partai Demokrat. ”Saya tak ingin durhaka kepada orang ­tua (almarhum Sri Sultan Ha­mengku Buwono IX dan Paku Alam VIII.

Sebuah penghinaan besar bagi martabat orang tua saya jika pemerintah pusat bersikukuh menentukan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY melalui pemilihan langsung, tanpa mengacu pada sejarah yang ada,” ujar Prabukusumo.

Sebagian besar masyarakat DIY pun menghendaki penetapan guna menentukan jabatan gubernur dan wakil gubernur, sebagai salah satu bentuk keistimewaan DIY. Bahkan sejak awal, begitu Presiden SBY melontarkan pernyataan sistem monarki tak lagi sesuai dengan alam demokrasi di Indonesia, warga DIY meradang. Mereka terus menggelar aksi guna menentang keputusan pemerintah pusat yang dituang­kan ke dalam RUUK Yogyakarta itu.

Tak heran jika kemudian warga pun merespon secara antusias undangan DPRD DIY untuk mengikuti Rapat Paripurna yang digelar secara terbuka. Kendati rapat digelar pukul 13.00 WIB, namun sejak beberapa jam sebelumnya, gelombang massa dari empat kabupaten dan kota Yogyakarta terus berdatangan. Mereka menuju Alun-alun Utara Yogyakarta sebagai titik kumpul. Selanjutnya berbarengan jalan kaki ke utara menuju ke gedung dewan di Jalan Malioboro.

Setengah tiang
Bukan hanya warga masyarakat biasa, namun Walikota Yogyakarta Herry Zudianto selaku pribadi pun mengaku sangat prihatin dengan berlarut-larutnya pembahasan RUUK DIY. "Bagi saya, perdebatan seputar RUUK DIY bukan lagi sekadar persoalan keistimewaan, penetapan, maupun pemilihan, tapi sudah menjurus ke arah perpecahan bangsa," katanya.

Sebagai bentuk keprihatinan, Herry dengan busana Jawa lengkap dengan blangkonnya menurunkan bendera Merah Putih di kediamannya menjadi setengah tiang, Minggu (12/12) kemarin. Ia pun sempat membacakan puisi "Jangan Lukai Merah Putih" sebagai bentuk pernyataan sikapnya menanggapi carut-marutnya pembahasan RUUK. "Saya ingin mengungkapkan, statemen saya adalah statemen pribadi sebagai anak bangsa yang ditakdirkan Allah SWT lahir dan menetap di Yogyakarta. Bukan sebagai walikota Yogyakarta.

Amanat 5 September 1945 yang dimaklumatkan oleh HB IX dan Paduka PA VIII dilandasi dan dijiwai dengan hati merah putih kedua beliau. Dengan filosofi beliau "Tahta Untuk Rakyat", bukan karena transaksi politik, bukan karena tunduk regulasi saat itu," ujar Herry di hadapan wartawan.

Masyarakat Yogyakarta, tandasnya, mempunyai hak untuk mengartikulasikan pandangannya dengan caranya sendiri. Ia juga mempersilakan jika masyarakat kota Yogyakarta ingin mengikuti dirinya mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang.

"Bahkan kepada PNS Pemkot Yogyakarta yang ingin mengikuti Rapat Paripurna DPRD DIY, silakan saja. Itu hak mereka. Saya tidak akan memobilisasi massa, tapi saya tidak akan melarang jika PNS maupun warga kota ingin berpartisipasi mengikuti rapat paripurna," tutur Herry. kt.2-pu

Perangkat Desa Demo

Liputan6.com, Jakarta: Ribuan perangkat desa di depan gedung Kementerian Dalam Negeri Jakarta, berakhir ricuh, Senin (13/12). Kericuhan bermula ketika massa, berusaha merangsak masuk kedalam gedung untuk menemui Menteri Dalam Negeri yang sedang bernegosiasi dengan sejumlah perwakilan mereka.

Baju dinas yang mengikat pada kanopi gerbang pun ditarik. Bahkan, pintu gerbang Gedung Kementerian ikut menjadi sasaran amuk pendemo. Akibatnya, pintu gerbang itu pun tumbang setelah massa berhasil masuk ke dalam halaman kantor. Massa juga menghancurkan kanopi yang berada di depan halaman kantor Kementerian Dalam Negeri.

Untuk menghindari aksi massa yang lebih anarkis, polisi langsung berusaha membubarkan massa dengan menyemprotkan air dari water canon. Aksi baru berhenti ketika perwakilan dari Menteri Dalam Negeri keluar menemui massa. Dalam pertemuan itu, Mendagri berjanji akan mengangkat para perangkat desa itu menjadi PNS. (APY/Vin

Soal terlambat, tes CPNS molor

KENDAL - Pelaksanaan tes CPNS Kabupaten Kendal secara mandiri molor hingga empat jam. Akibatnya para peserta mengeluh dan kecewa. Molornya tes dikarenakan distribusi soal dari pihak ketiga yang digandeng pemkab, yaitu Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan alasan antisipasi kebocoran soal. Akibat molornya tes CPNS, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti menyampaikan permohonan maafnya kepada para peserta dan masyarakat.

’’Keterlambatan terjadi dari Polines. Kita memaklumi karena untuk menghindari kebocoran soal dan demi pelaksanaan tes yang lebih fair dan transparan,’’ ujar bupati pada wartawan, pemantau independen dan perwakilan Komisi A DPRD Kendal di Operasional Room (OP) Setda, Minggu (12/12).

Bupati mengatakan, sebanyak 20 persen soal tes CPNS yang datang terlambat dan baru datang di pemkab sekitar pukul 10.00 WIB. Agar pelaksanaan CPNS dapat dilakukan secara serentak maka tes CPNS yang seharusnya dimulai pukul 08.00 WIB diundur sampai pukul 12.00 WIB atau molor sampai empat jam.

’’Keterlambatan tes PNS tidak hanya terjadi di Kendal tapi juga sejumlah kabupaten yang bekerja sama dengan Polines, seperti Klaten dan Wonosobo. Di Wonosobo informasinya juga molor dan baru dimulai pukul 12.00 WIB,’’ ujar bupati.

Anggota Komisi DPRD Kendal, dr Joko Kartono menilai, pelaksanaan tes CPNS Kendal tahun ini sangat buruk karena terjadi kemoloran waktu hingga empat jam. Menurut Joko, seharusnya kemoloran tidak terjadi jika pemkab merespon positif masukan-masukan yang selama ini diberikan oleh masyaraka.

Menurut Joko, selang waktu antara pukul 08.00 WIB-12.00 WIB bisa terjadi banyak kemungkinan. Apa pun alasannya kemunduran tes CPNS bisa mengakibatkan kefatalan. ’’Sebagai perbandingan tes CPNS Semarang berlagsung lancar dan on time,’’ ujarnya.

Kecewa
Salah seorang peserta CPNS yang mendaftar di formasi Keperawatan DIII, M Zaenal Arif mengatakan, sangat kecewa dengan molornya pelaksanaan tes. Arif mengatakan, banyak peserta yang sampai belum sarapan karena khawatir terlambat, tapi kenyataanya sampai di lokasi molor sampai empat jam. Ini jelas mengecewakan,’’ kritiknya.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Kendal, Drs Agus Sumaryono mengatakan, pada saat mengantar soal, penyimpanan, pendistribusian ke peserta sampai ke pengembalian jawaban selain dijaga oleh Satpol PP, juga melibatkan aparat kepolisian. Mar/SR

Aktivitas Gunung Bromo

Probolinggo: Sejumlah wisatawan dari Vietnam, Amerika Serikat, dan Inggris memadati Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pagi. Asap Gunung Bromo yang terus keluar dari dalam kawah dengan ketinggian sekitar 200 sampai 300 meter memikat para wisatawan asing.

"Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti ini. Bagi saya fenomena ini sangat menarik," kata Lee, wisatawan asal Amerika Serikat di sela-sela menikmati pemandangan Gunung Bromo dari Dusun Cemorolawang.

Ia bersama enam rekannya berada di Bromo sejak Jumat kemarin. "Namun saya dan teman-teman baru bisa melihat pemandangan Bromo pagi ini," katanya.

Kawasan Gunung Bromo sejak Jumat pagi tertutup kabut sehingga banyak wisatawan yang kembali ke hotel lantaran tidak bisa melihat fenomena alam yang menarik itu. Sementara siang sampai sore harinya kawasan itu diguyur hujan deras.

Pada Sabtu pagi cuaca di sekitar Gunung Bromo cerah, sehingga asap berwarna putih kemerahan masih terus berembus dan mengarah ke timur laut. Sementara itu, Alex, wisatawan asal Inggris sengaja datang ke Gunung Bromo untuk melihat fenomena yang jarang sekali terjadi, kendati dari jarak sekitar tiga kilometer.

Meski kawasan Gunung Bromo terlarang bagi wisatawan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik, para pengunjung terus berdatangan. Selain wisatawan asing, kepulan asap Bromo juga mampu mengundang minat wisatawan lokal.

Sebelumnya, Pemkab Probolinggo menggagas pengemasan Gunung Bromo lebih menarik lagi dengan menjual daya tarik asap melalui program "Bromo Smoke".(Ant/IDS/ULF)

Sultan : Waspadai Musibah Kedua

YOGYAKARTA, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan Pemprov DI Yogyakarta memerhatikan dan menjaga kesehatan para pengungsi, baik selama dalam pengungsian maupun pascapengungsian nanti. Jika hal ini tak mendapat perhatian, ia yakin akan timbul krisis bahkan musibah kedua setelah jatuhnya puluhan korban akibat letusan Gunung Merapi.
"Sekali lagi saya tekankan agar Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Kesehatan memerhatikan betul dua hal. Pertama menjaga ketersediaan air bersih bagi pengungsi selama dalam pengungsian, dan pascapengungsian. Kedua mengantisipasi ancaman debu vulkanik dengan tetap mengenakan masker dan kacamata pelindung selama mengungsi, maupun ketika mereka nanti kembali ke rumah mereka saat kondisi telah dinyatakan aman," kata Sultan kepada Kompas di kantornya, Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Sabtu (13/11/2010).
Sultan berharap Dinas PU dan Dinas Kesehatan juga menyosialisasikan tentang pentingnya menggunakan air bersih selama dalam pengungsian, sebab jika hal ini diabaikan akan memicu masalah yang lebih besar yaitu timbulnya penyakit yang meluas dan akan sangat merepotkan karena jumlah pengungsi mencapai ratusan ribu orang.
Demikian halnya dengan sosialisasi perlunya penggunaan masker dan kacamata pelindung. "Hitunglah misalnya saja pengungsi yang jumlahnya 60.000 itu, 10 persennya yaitu 6.000 orang terkena penyakit saluran napas, maka 6.000 orang itu akan menjadi krisis kedua karena akan merepotkan rumah-rumah sakit untuk menanganinya. Demikian pula penggunaan air bersih, bisa mengakibatkan masalah besar kalau tidak diperhatikan," katanya.
Yang lebih penting lagi, justru nanti pada saat eks pengungsi itu kembali ke rumah mereka masing-masing. "Tolong Dinas PU dan Dinas Kesehatan mensosialisasikannya terus bahwa nanti saat mereka membersihkan rumah, mereka harus waspada karena debu-debu vulkanik itu jika terhisap akan melukai saluran pernapasan dan merusak kornea mata. Maka dari itu, tolong mereka diminta mengenakan masker dan kacamata pelindung supaya tidak timbul musibah kedua karena ribuan orang tiba-tiba mengalami sakit bersamaan," kata HB X menegaskan. (TOP/HRD

19 Gunung Api Status Waspada

INDONESIA yang terdiri dari puluhan ribu pulau, ternyata berada dalam Ring Api Pasifik paling aktif. Sehingga tidak heran bila negeri ini sering terjadi gempa atau letusan gunung api, dan Indonesia memiliki 130 gunung api aktif. Jumlah tersebut merupakan 10% dari jumlah gunung api yang ada di dunia.

Seperti saat ini, erupsi Gunung Merapi belum usai. Namun 19 gunung berapi lainnya yang tersebar di Zamrud Khatulistiwa dalam beberapa hari ini statusnya naik menjadi waspada. Dari sembilan belas gunung tersebut dua diantaranya berada di Provinsi Jawa Tengah yakni di Gunung Slamet dan Pegunungan Dieng.

Table berikut menunjukkan sejumlah gunung-gunung berapi yang terus dipantau statusnya:

No Gunung Provinsi Status
1 Seulawah Agam DI Aceh Waspada
2 Talang Sumatera Barat Waspada
3 Kerinci Jambi Waspada
4 Anak Krakatau Lampung Waspada
5 Slamet Jawa Tengah Waspada
6 Dieng Jawa Tengah Waspada
7 Papandayan Jawa Barat Waspada
8 Bromo Jawa Timur Waspada
9 Rinjani Flores Waspada
10 Rokatenda Flores Waspada
11 Lewotobi Flores Timur Waspada
12 Lereboleng Flores Timur Waspada
13 Soputan Minahasa Waspada
14 Dukuno Halmahera Waspada
15 Gamalama Ternate Waspada
16 Semeru Lumajang, Jatim Waspada
17 Egon Sikka, NTT Waspada
18 Batur Bali Waspada
19 Kelud Blitar, Kediri Waspada
20 Merapi DI Yogyakarta Awas
21 Karangetang Halmahera Siaga
22 Ibu Halmahera Siaga

Statistik Blogsite Whaterbat sampai saat ini

Pada awalnya pembuatan blogsite ini memang coba-coba saja, dan bisa dibilang autodidak, lihat saja... disana-sini, baik bagian2 blog, juga contentnya masih kurang sempurna. Namun alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan dengan lancar, dan yang terpenting adalah UP to DATE, hehehehe... OK.

Disamping adalah statistik Blogsite WHATERBAT (SMA Wahid Hasyim Tersono) sampai saat ini, semoga nantinya dapat lebih baik. Amin.

Abu Merapi di Bandung Mirip Kaca Halus

Abu vulkanik Gunung Merapi sudah menyebar ke mana-mana. Seorang Facebooker di Bandung melaporkan jika serbuan abu itu sudah sampai di wilayah tersebut.

Facebooker bernama Indra Berkata itu mengatakan abu vulkanik sudah sampai di Bandung dengan komposisi Si 02/silika dan mirip dengan bahan industri kaca dan tampak seperti gelas yang halus dan hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop dengan ujung yang runcing.

Konon, jika terhirup bisa merobek jaringan paru-paru dan merusak mata. "Diminta hati-hati dan lindungi mata dan hidung," tulisnya.

Penulis: widyabuana
Editor: widyabuana

Korban Tewas Capai 49 Orang

Liputan6.com, Yogyakarta: Sejumlah rumah sakit di Yogyakarta dan sekitarnya, kini disibukkan dengan korban letusan besar Gunung Merapi yang terjadi pukul 23.30 malam tadi. Hingga berita ini diturunkan sebanyak 49 orang dinyatakan tewas, sedangkan 50 korban lainnya mengalami luka bakar.

Dari 49 korban tewas diantaranya seorang bayi berusia tiga tahun, yang meninggal akibat luka bakar terkena awan panas. Para korban yang tewas langsung dibawa ke ruang forensik untuk diidentifikasi. Tadi malam, sesaat setelah letusan besar Merapi, Rumah Sakit Sardjito kebanjiran korban yang terus berdatangan. Para korban umumnya mengalami luka bakar dan sesak nafas akibat menghirup debu vulkanik Merapi.

Bahi korban luka bakar, mereka ditangani di ruang perawatan khusus. Sementara itu di Klaten, RS Soeradji Tirtonegoro juga menangani para korban letusan Merapi. Tercatat korban yang dirawat berjumlah 14 korban, dan 13 lainnya merupakan warga Cangkringan Sleman.

Sedangkan satu orang warga Nglempak Seneng Manis Renggo, Klaten mengalami patah tulang[baca: Belasan Korban Awan Panas Dirawat di RS Klaten]. Menurut pengakuan pengungsi, mereka terkena awan panas saat hendak lari mengungsi ke tempat yang lebih jauh dari puncak Merapi, ssaat gunung itu memuntahkan debu dan awan panas tadi malam.(IDS/AYB)

Kamis, 5 Nopember 2010

Ponimin: Mbah Petruk Mengincar Yogyakarta

Jakarta - Jika ilmuwan vulkanologi menyatakan awan mirip Petruk tidak berarti apa-apa, Ponimin (50) yang disebut-sebut "sakti" seperti Mbah Maridjan, punya penafsiran sendiri. Menurutnya, hidung Petruk yang menghadap Yogyakarta mengandung arti Merapi mengincar Yogyakarta.

"Memang sebenarnya yang di arah Yogyakarta, sasaran Merapi Yogya," kata Ponimin saat ditemui wartawan di Kaliadem, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (29/10/2010).

Kenapa Yogyakarta yang diincar? Ponimin punya alasan sendiri, dia yakin itu karena tabiat orang-orang di sana.

"Di Yogya ini banyak orang-orang tidak baik, mereka yang diincar Merapi. Para penunggunya sudah marah dengan kondisi masyarakat," jelas Ponimin yang saat ditemui tengah "diantre" para jurnalis asing.

Ponimin menjelaskan, untuk menanggulanginya diperlukan pertobatan. Masyarakat bisa meningkatkan amalan. "Kalau tidak ingin Yogya jadi sasaran kemarahan penghuni Merapi, kata istri saya, kita harus banyak mengaji," terangnya.

Ponimin bersama 7 anggota keluarganya selamat dari awan panas Merapi. Dia dan keluarganya berlindung di bawah mukena yang biasa dipakai istrinya salat. Rumah Ponimin hanya berjarak 200 meter dari rumah Mbah Maridjan.

Ponimin dikenal warga lereng Merapi sebagai orang nomor dua setelah Mbah Maridjan. Dia biasa dimintai tolong warga untuk menangkal hujan atau menggelar selamatam.

Ponimin menyatakan bahwa sosok mirip Petruk itu merupakan salah satu penunggu Merapi. "Memang di puncak Merapi ada sosok Mbah Petruk, saya pernah bertemu. Sosoknya kaya mbah-mbah. Tapi di sana banyak jin dan para sesepuh, seperti Kiai Sidik Purnomo, Empu Permadi, Empu Romo, Empu Branjang Wesi, dan ada Eyang Guntur Geni," jelasnya.

Suswanto (40), warga Srumbung, Magelang, mengabadikan awan yang berbentuk Petruk dengan bidikan kamera ponselnya pada Senin 25 Oktober selepas subuh. Sebagian sesepuh di desa tersebut mengartikan itu sebagai tanda bahwa akan ada letusan Merapi yang besar. Kepala Mbah Petruk yang menghadap ke selatan artinya musibah akan terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.

Sekadar diketahui, status Siaga Merapi diterapkan mulai 25 Oktober pukul 06.00 WIB. Merapi meletus esok harinya pukul 17.02 hingga menjelang 19.00 WIB dan merupakan letusan terdahsyat hingga sepekan ini.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo menilai asap berbentuk Petruk itu tidak ada arti apa-apa. "Asap seperti itu bisa berbentuk apa saja. Kalau ada yang mengatakan itu pertanda akan ada letusan yang lebih besar saya rasa itu hanya mitos saja," ujar Subandriyo.

Subandriyo menuturkan, bentuk-bentuk seperti itu (mirip Petruk) memang bisa terjadi akibat adanya kombinasi bayangan. Seperti pada letusan Merapi pada tahun lalu, asap letusan juga pernah menyerupai patung manusia. (ndr/nrl)

Sempat Tenang, Merapi Meletus Lagi (1 Nop 2010)


image

Klaten, CyberNews. Merapi yang diperkirakan sudah tenang, pagi ini kembali meletus dan menyemburkan awan panas yang lebih pekat dari letusan sebelumnya. Gumpalan "wedus gembel" itu saat ini bergerak ke arah timur dan tenggara gunung, yakni ke arah sekitar Boyolali dan Klaten.

Letusan gumpalan yang merupakan proses penghancuran kubah lava itu terjadi sekitar pukul 10.06 WIB, pagi tadi, Senin (1/11). Kepulan asap tebal yang pekat itu membumbung tinggi dari gunung Merapi sekitar 1,5 km.

Hal ini perlu diwaspadai oleh warga yang berada di sekita lereng gunung tersebut. Hujan abu dan aroma gas belerang pun kembali dirasakan oleh warga yang tinggal di Klaten, Boyolali, Sleman, dan sekitarnya. Sejumlah warga di sekitar Klaten nampak panik dan berusaha menyelamatkan diri. Kendati demikian belum ada informasi atau himbauan resmi tentang pengosongan warga yang tinggal di radius 10 meter dari puncak merapi.

( Diantika PW , MetroTV/CN27 )

24 Korban Tewas Termasuk Mbah Marijan


Kesetiaan Ki Sur
akso Hargo atau yang akrab dipanggil Mbah Maridjan terhadap gunung merapi benar-benar sampai ajal. Tadi pagi Rabu (27/10) tim dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman menemukan mayat Mbah Maridjan di dalam kamar rumahnya di Kinahrejo. lereng Merapi. Mbah Maridjan ditemukan tewas dalam posisi sudjud. Hingga pagi tadi, korban tewas yang berhasil dievakuasi dari lereng merapi sudah mencapai 24 orang. Termasuk di dalamnya adalah Mbah Maridjan.

"Kemungkinan besar mayat itu Mbah Maridjan. Namun, kami belum berani memastikan kebenarannya. Kami hanya mengenali postur dan baju batiknya saja. Sedangkan wajahnya sudah sulit dikenali. Selama ini, Mbah Maridjan selalu mengenakan baju batik," ujar Wagiyo, salah seorang anggota Tagana ketika dihubungi wartawan Radar Jogja, Rabu (27/10) pagi.

Ki Surakso Hargo - artinya penjaga gunung - yang kemudian lebih akrab dipanggil dengan Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton Jogjakarta, yang bertugas sebagai juru kunci Gunung Merapi. Selama ini, ia hanya dikenal patuh dengan perintah Sri Sultan Hamengkubuwono, raja penguasa keraton Jogjakarta. Maklum, dia adalah bagian dari abdi dalem keraton, yang hidupnya memang hanya mengabdi kepada raja. Karena itu, tidak mengherankan jika ia tidak pernah peduli dengan himbauan pemerintah, termasuk tim SAR yang memintanya agar turun ke pengungsian.

Sikap Mbah Maridjan yang setia kepada raja dan patuh pada profesi itulah yang sering tidak dipahami oleh banyak pihak di era modern ini. Beberapa tahun silam, Mbah Maridjan pernah mengatakan, kalau pun ia harus mati karena letusan Merapi, maka itu sudah takdir . "Semua orang akan mati. Kalau saya mati karena Merapi, itu sudah takdir saya begitu," kata Mbah Maridjan kepada JPNN di akhir tahun 2006, ketika ditanya apa tidak takut mati kalau gunung merapi tiba-tiba meletus, Jabatan juru kunci di Merapi merupakan jabatan turun menurun. Mbah Maridjan sendiri mewarisi jabatannya dari ayahnya. Konon, Mbah Maridjan memiliki daya linuwih yang bisa berkomunikasi dengan dunia ghaib Merapi.

Sejauh ini tidak jelas benar, apakah pihak keraton sudah memberikan perintah agar Mbah Maridjan turun gunung atau memang Mbah Maridjan memiliki perhitungan lain sehingga ia diduga ikut tewas tersapu awan panas yang disemburkan gunung Merapi tempat di mana Mbah Maridjan mengabdi selama ini. Pada Tahun 2006, Mbah Maridjan juga tidak mempedulikan himbauan pemerintah untuk mengungsi. Bahkan, ketika itu, Mbah Maridjan malah naik mendekati kawah Merapi, ketika rombongan Presiden SBY menyempatkan bermalam dan bermain gitar dengan para pengungsi merapi.

Sejauh ini tim memang masih belum yakin benar mayat bersujud itu adalah Mbah Maridjan. Mereka hanya bisa mereka-reka dengan kondisi sehari-harinya. Yakni, kebiasaan si mbah bintang iklan jamu perkasa yang selalu mengenakan baju batik. Maklum, bajunya masih utuh namun wajah mayat pada umumnya sudah sulit dikenali, tersapu hawa panas yang konon mencapai 600 derajat celcius. "Dari postur tubuhnya memang mirip dengan Mbah Maridjan. Tapi, kalau bukan Mbah Maridjan siapa lagi, karena semua mayat di sekitar Mbah Maridjan sudah terindentifikasi," Wagiyo menambahkan.

Wagiyo menambahkan, mayat Mbah Maridjan yang ditemukan sedang bersujud itu tertimpa reruntuhan tembok rumah dan pohon. "Pohonnya juga tinggal batang dan ranting yang terbalut debu vulkanik yang tebal." Wagiyo juga memastikan bahwa rumah itu hanya ditinggali oleh Mbah Maridjan sendiri.

Ia mengatakan, kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang sangat parah, hampir semua rumah dan pepohonan roboh."Kerusakan ini akibat terjangan awan panas dan bukan karena material lava," katanya.

Kepala Humas dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha membenarkan bahwa jenazah Mbah Maridjan kini sudah berada di ruang Forensik RS Dr. Sardjito. Sampai saat ini, di rumah sakit Dr. Sardjito Jogjakarta, posisi mayat Mbah Maridjan masih dalam posisi bersujud. "Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB, informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung.

Korban Tsunami Mentawai.

Gubernur Irwan Prayitno dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana gempa dan tsunami Mentawai Selasa 26 Oktober malam merinci data sementara korban gempa diikuti tsunami yang melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Foto Tsunami Mentawai

Foto Tsunami Mentawai (Ilustrasi)

* Korban Tewas : 112 orang
* Korban hilang : 502 orang
* Korban mengungsi : 4.000 kepala keluarga

Lokasi korban tewas yang telah ditemukan :

1. Dusun Munte Baru-Baru, Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,—58 orang.
2. Dusun Beleraksok, Desa Kecamatan Pagai Selatan,—————–15 orang.
3. Dusun lain di Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,————10 orang.
4. Dusun Takbaraboat, Desa Kecamatan Pagai Selatan,—————-10 orang.
5. Desa Geliulou, Kecamatan Sipora Selatan,————————-5 orang.
6. Dusun Gobik, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan,—————4 orang.
7. Dusun Masokut, Desa Geliulou, Kecamatan Sipora Selatan,———-4 orang.
8. Desa Silabu, Kecamatan Pagai Utara,——————————3 orang.
9. Desa Bosuo, Kecamatan Sipora Selatan,—————————-1 orang.
10. Dusun Bukkumonga, Kecamatan Pagai Selatan,———————–1 orang.
11. Desa Malakkopa, Kecamatan Pagai Selatan,————————-1 orang.

Lokasi warga dilaporkan hilang ;

* Dusun Munte Baru-Baru, Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,–270 orang.
* Dusun lain di Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,———–212 orang.
* Dusun Takbaraboat, Desa Kecamatan Pagai Selatan,—————-20 orang.

Berita dan informasi terbaru untuk “Korban Tsunami Mentawai” masih bersifat sementara karena masih banyak korban yang belum ditemukan.

BEASISWA I-MHERE >>> UNISMA

PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN USULAN BEASISWA I-MHERE MAHASISWA BARU UNISMA 2010 PDF Print E-mail


PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN USULAN

BEASISWA I-MHERE MAHASISWA BARU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

TAHUN 2010-2011

A. Pendahuluan:

Beasiswa I-MHERE Universitas Islam Malang ini ditujukan kepada calon mahasiswa yang potensial secara akademik, tetapi kurang mampu dari sisi finansial serta berasal dari rural areas.

Mahasiswa akan dibebaskan dari kewajiban membayar biaya Pendaftaran, Daftar Ulang, DPP dan SPP, serta diberikan bantuan biaya hidup sebesar Rp. 250.000,- per bulan selama kuliah 8 (delapan) semester atau 4 (empat) tahun.

B. Persyaratan:

1. Calon mahasiswa memiliki prestasi akademik yang baik, dibuktikan dengan fotokopi raport mulai semester I s/d VI.

2. Calon mahasiswa lulus ujian akhir nasional (UAN), yang dibuktikan dengan fotokopi ijazah SMA/SMK/MA.

3. Berasal dari keluarga kurang mampu, penghasilan tidak lebih dari Rp 750 ribu (dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari Lurah/Kepala Desa),

4. Masuk dalam rangking 5 (lima) besar di kelasnya (dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Sekolah),

C. Mekanisme Pengajuan Usulan:

1. Calon mahasiswa mengajukan permohonan kepada Rektor, dengan melampirkan persyaratan yang telah ditetapkan (pada huruf B di atas), dan mengirimkannya kepada Rektor melalui Kepala Sekolah masing-masing.

(Contoh formulir terlampir)

2. Kepala Sekolah setelah merekap usulan permohonan beasiswa dari para siswanya, selanjutnya mengirimkannya kepada Rektor Unisma dengan alamat sebagai berikut:

Kepada Yth.

Rektor Universitas Islam Malang

Jl. MT Haryono No. 193 – Malang 65144

3. Pengiriman berkas paling lambat tanggal 30 Juni 2010 (cap pos).

4. Pengumuman hasil seleksi tanggal 14 Agustus 2010

D. Lain-lain:

Hal-hal yang belum jelas, dapat dikonfirmasikan kepada PIC Outreach Program Proyek I-MHERE (Bapak Suratman, SH.MHum – No. HP: 081334363751 ).

Malang, 20 April 2010.

Plh. Direktur Eksekutif PIC Outreach Program

Proyek I-MHERE, Proyek I-MHERE,

Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. Suratman, SH.MHum.

Nomor : /E.1/I-MHERE.UNISMA/IV/2010

Lampiran : 3 (tiga) lembar

Perihal : Informasi Beasiswa Proyek I-MHERE

Kepada Yth. : Bapak/Ibu/Sdr. Kepala Sekolah _______________

di

Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat bersama ini kami beritahukan bahwa dalam rangka memberikan akses ke perguruan tinggi bagi siswa-siswi (calon mahasiswa) berprestasi, tetapi kurang mampu dari segi pembiayaan, maka dalam penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2010-2011, Unisma akan memberikan beasiswa kepada calon mahasiswa tersebut melalui proyek I-MHERE.

Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon kepada Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah untuk menyampaikan informasi tersebut kepada siswa-siswa yang ada di Sekolah yang bapak/Ibu/Sdr. pimpin.

Adapun persyaratan dan mekanisme pengajuan usulan beasiswa dimaksud, dapat dilihat pada lampiran surat ini.

Demikian atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 20 April 2010.

Plh. Direktur Eksekutif PIC Outreach Program

Proyek I-MHERE, Proyek I-MHERE,

Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. Suratman, SH.MHum.

Mengetahui:

Rektor,

Dr. Ir. A. Mukri Prabowo, MAgr.Sc

Form-01

Lampiran : ………. lembar

Perihal : Permohonan Beasiswa Proyek I-MHERE

Kepada Yth. : Bapak Rektor

Universitas Islam Malang

Di

Malang.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang bertandatangan dibawah ini, kami:

Nama : ……………………………

Tempat tgl lahir : ……………………………

Nomor Induk Siswa : ……………………………

Asal sekolah : ……………………………

Prestasi (rangking) : ……………………………

Alamat Rumah : ……………………………

Dengan hormat bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan beasiswa proyek I-MHERE tahun akademik 2010-2011. Bersama ini pula kami lampirkan berkas persyaratannya, meliputi:

1. Fotokopi raport mulai semester I s/d VI.

2. Surat keterangan tidak mampu yang dibuat oleh Kepala Desa/Lurah setempat,

3. Surat keterangan rangking 5 (lima) besar di kelas dari Kepala Sekolah,

Besar harapan kami untuk diterimanya permohonan ini, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat kami,

(Nama dan tandatangan siswa)

Form-02

KOP SEKOLAH

Nomor : / / /2010

Lampiran : bendel

Perihal : Permohonan Beasiswa Proyek I-MHERE

Kepada Yth : Bapak Rektor

Universitas Islam Malang

di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat bersama ini kami sampaikan berkas permohonan untuk mendapatkan beasiswa proyek I-MHERE tahun akademik 2010-2011 dari siswa-siswa Sekolah : ……………………………

(data dan berkas persyaratan siswa-siswi terlampir).

Besar harapan kami untuk diterimanya permohonan ini, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kepala Sekolah,

Cap / stempel

(Nama dan tandatangan)

Last Updated ( Tuesday, 04 May 2010 )

BUTUH GURU/PENGAJAR BARU














Dibutuhkan seorang guru / pengajar baru yang sesuai fak/jurusan ;
1. PENDIDIKAN SENI
2. BAHASA INGGRIS
3. BAHASA JAWA
4. GEOGRAFI
5. BP/BK




Ketentuan :
- Laki-laki / perempuan
- Berijazah S.1
- Usia maksimal 30 tahun
- Masih dalam kawasan terjangkau (TERSONO - LIMPUNG - REBAN - BAWANG - GRINGSING)

Bila berminat daftar segera, dengan membawa :
(1) Surat lamaran
(2) Berkas Daftar Riwayat Hidup
(3) Fotocopy Ijazah terakhir dan Transkrip Nilai
(4) Pass Foto ukuran 4 x 6 sebanyak 5 lembar berwarna

Berkas bisa dikirim ke e-mail kami :
whaterbat@yahoo.co.id
atau datang langsung ke tempat kami :
Jl. Lapangan Gedongsari Tersono Batang KP 51272 (0285) 4469751 / 7935723

Informasi lebih jelas lihatlah blogsite kami :
http://smawahidhasyimtersono.blogspot.com