
Beranda
- Profil
- Waka. Sekolah
- Fasilitas
- Forum
- Gallery
- News
- Admin
Sultan : Waspadai Musibah Kedua

19 Gunung Api Status Waspada

Seperti saat ini, erupsi Gunung Merapi belum usai. Namun 19 gunung berapi lainnya yang tersebar di Zamrud Khatulistiwa dalam beberapa hari ini statusnya naik menjadi waspada. Dari sembilan belas gunung tersebut dua diantaranya berada di Provinsi Jawa Tengah yakni di Gunung Slamet dan Pegunungan Dieng.
Table berikut menunjukkan sejumlah gunung-gunung berapi yang terus dipantau statusnya:
No | Gunung | Provinsi | Status |
1 | Seulawah Agam | DI Aceh | Waspada |
2 | Talang | Sumatera Barat | Waspada |
3 | Kerinci | Jambi | Waspada |
4 | Anak Krakatau | Lampung | Waspada |
5 | Slamet | Jawa Tengah | Waspada |
6 | Dieng | Jawa Tengah | Waspada |
7 | Papandayan | Jawa Barat | Waspada |
8 | Bromo | Jawa Timur | Waspada |
9 | Rinjani | Flores | Waspada |
10 | Rokatenda | Flores | Waspada |
11 | Lewotobi | Flores Timur | Waspada |
12 | Lereboleng | Flores Timur | Waspada |
13 | Soputan | Minahasa | Waspada |
14 | Dukuno | Halmahera | Waspada |
15 | Gamalama | Ternate | Waspada |
16 | Semeru | Lumajang, Jatim | Waspada |
17 | Egon | Sikka, NTT | Waspada |
18 | Batur | Bali | Waspada |
19 | Kelud | Blitar, Kediri | Waspada |
20 | Merapi | DI Yogyakarta | Awas |
21 | Karangetang | Halmahera | Siaga |
22 | Ibu | Halmahera | Siaga |
Statistik Blogsite Whaterbat sampai saat ini

Abu Merapi di Bandung Mirip Kaca Halus

Korban Tewas Capai 49 Orang

Dari 49 korban tewas diantaranya seorang bayi berusia tiga tahun, yang meninggal akibat luka bakar terkena awan panas. Para korban yang tewas langsung dibawa ke ruang forensik untuk diidentifikasi. Tadi malam, sesaat setelah letusan besar Merapi, Rumah Sakit Sardjito kebanjiran korban yang terus berdatangan. Para korban umumnya mengalami luka bakar dan sesak nafas akibat menghirup debu vulkanik Merapi.
Bahi korban luka bakar, mereka ditangani di ruang perawatan khusus. Sementara itu di Klaten, RS Soeradji Tirtonegoro juga menangani para korban letusan Merapi. Tercatat korban yang dirawat berjumlah 14 korban, dan 13 lainnya merupakan warga Cangkringan Sleman.
Sedangkan satu orang warga Nglempak Seneng Manis Renggo, Klaten mengalami patah tulang[baca: Belasan Korban Awan Panas Dirawat di RS Klaten]. Menurut pengakuan pengungsi, mereka terkena awan panas saat hendak lari mengungsi ke tempat yang lebih jauh dari puncak Merapi, ssaat gunung itu memuntahkan debu dan awan panas tadi malam.(IDS/AYB)
Kamis, 5 Nopember 2010
Ponimin: Mbah Petruk Mengincar Yogyakarta

"Memang sebenarnya yang di arah Yogyakarta, sasaran Merapi Yogya," kata Ponimin saat ditemui wartawan di Kaliadem, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (29/10/2010).
Kenapa Yogyakarta yang diincar? Ponimin punya alasan sendiri, dia yakin itu karena tabiat orang-orang di sana.
"Di Yogya ini banyak orang-orang tidak baik, mereka yang diincar Merapi. Para penunggunya sudah marah dengan kondisi masyarakat," jelas Ponimin yang saat ditemui tengah "diantre" para jurnalis asing.
Ponimin menjelaskan, untuk menanggulanginya diperlukan pertobatan. Masyarakat bisa meningkatkan amalan. "Kalau tidak ingin Yogya jadi sasaran kemarahan penghuni Merapi, kata istri saya, kita harus banyak mengaji," terangnya.
Ponimin bersama 7 anggota keluarganya selamat dari awan panas Merapi. Dia dan keluarganya berlindung di bawah mukena yang biasa dipakai istrinya salat. Rumah Ponimin hanya berjarak 200 meter dari rumah Mbah Maridjan.
Ponimin dikenal warga lereng Merapi sebagai orang nomor dua setelah Mbah Maridjan. Dia biasa dimintai tolong warga untuk menangkal hujan atau menggelar selamatam.
Ponimin menyatakan bahwa sosok mirip Petruk itu merupakan salah satu penunggu Merapi. "Memang di puncak Merapi ada sosok Mbah Petruk, saya pernah bertemu. Sosoknya kaya mbah-mbah. Tapi di sana banyak jin dan para sesepuh, seperti Kiai Sidik Purnomo, Empu Permadi, Empu Romo, Empu Branjang Wesi, dan ada Eyang Guntur Geni," jelasnya.
Suswanto (40), warga Srumbung, Magelang, mengabadikan awan yang berbentuk Petruk dengan bidikan kamera ponselnya pada Senin 25 Oktober selepas subuh. Sebagian sesepuh di desa tersebut mengartikan itu sebagai tanda bahwa akan ada letusan Merapi yang besar. Kepala Mbah Petruk yang menghadap ke selatan artinya musibah akan terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.
Sekadar diketahui, status Siaga Merapi diterapkan mulai 25 Oktober pukul 06.00 WIB. Merapi meletus esok harinya pukul 17.02 hingga menjelang 19.00 WIB dan merupakan letusan terdahsyat hingga sepekan ini.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo menilai asap berbentuk Petruk itu tidak ada arti apa-apa. "Asap seperti itu bisa berbentuk apa saja. Kalau ada yang mengatakan itu pertanda akan ada letusan yang lebih besar saya rasa itu hanya mitos saja," ujar Subandriyo.
Subandriyo menuturkan, bentuk-bentuk seperti itu (mirip Petruk) memang bisa terjadi akibat adanya kombinasi bayangan. Seperti pada letusan Merapi pada tahun lalu, asap letusan juga pernah menyerupai patung manusia. (ndr/nrl)
Sempat Tenang, Merapi Meletus Lagi (1 Nop 2010)

Klaten, CyberNews. Merapi yang diperkirakan sudah tenang, pagi ini kembali meletus dan menyemburkan awan panas yang lebih pekat dari letusan sebelumnya. Gumpalan "wedus gembel" itu saat ini bergerak ke arah timur dan tenggara gunung, yakni ke arah sekitar Boyolali dan Klaten.
Letusan gumpalan yang merupakan proses penghancuran kubah lava itu terjadi sekitar pukul 10.06 WIB, pagi tadi, Senin (1/11). Kepulan asap tebal yang pekat itu membumbung tinggi dari gunung Merapi sekitar 1,5 km.
Hal ini perlu diwaspadai oleh warga yang berada di sekita lereng gunung tersebut. Hujan abu dan aroma gas belerang pun kembali dirasakan oleh warga yang tinggal di Klaten, Boyolali, Sleman, dan sekitarnya. Sejumlah warga di sekitar Klaten nampak panik dan berusaha menyelamatkan diri. Kendati demikian belum ada informasi atau himbauan resmi tentang pengosongan warga yang tinggal di radius 10 meter dari puncak merapi.
( Diantika PW , MetroTV/CN27 )